29/12/2020

MODEL TUTOR SEBAYA MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

Oleh: Muh. Nur Hidayat, SPd.

(Guru Produktif OTKP SMK Negeri 1 Karanganyar)

Kegiatan pembelajaran di era sekarang tidak lagi menggunakan pendekatan yang dalam pembelajarannya didominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek didik, sehingga kurikulum ini menuntut diterapkannya penggunaan model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student centered). Guru dituntut untuk berperan sebagai seseorang yang merancang pembelajaran. Agar suasana dalam kelas menjadi ‘hidup’, maka guru sebagai pendidik harus bisa memilih model maupun model pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Demikian juga pelaksanaan kegiatan pembelajaran Teknologi Perkantoran di SMK Negeri 1 Karanganyar, guru dituntut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Tantangan terbesarnya adalah jumlah siswa yang banyak (36 orang) pada saat kegiatan pembelajaran yang menuntut perhatian ekstra dari guru pengampu. Selain itu ada sebagian siswa yang meremehkan pelajaran produktif sehingga mereka pun tidak terlalu memperhatikan materi yang disampaikan guru. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut adalah guru menerapkan model pembelajaran tutor sebaya pada kegiatan pembelajaran di laboratorium komputer.

Menurut Wihardit dalam Aria Djalil (1997) menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama” . Sisi lain yang menjadikan pelajaran Teknologi Perkantoran dianggap siswa pelajaran yang sulit dipahami adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran Teknologi Perkantoran materi aplikasi pengolah angka. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004) menambahkan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.” Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih adalah nilai prestasi belajarnya harus lebih besar daripada teman dalam kelompoknya, memiliki kemampuan mengoperasikan komputer di atas rata-rata temannya, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar. 

Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru adalah teman sebaya juga atau umumnya itu sebaya. Pengajaran tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa supaya dapat mencapai belajar secara optimal Edward L.Dejnozken Daven E Kopel dalam American Education Engcyclopedia menyebutkan “ tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainya “ Tipe satu pengajar danpembelajar dari usia yang sama. Tipe dua pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe lain adalah pertukaran usia pengajar “tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi belajar ”. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada umumnya dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.Hubungan antar murid terasa lebih dekat dibandingkan hubungan antar murid dengan guru. Untuk mencapai hasil yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan yang lain (Wijaya Kusuma, 2010). Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran dimana siswa yang lebih pandai dari temanya membantu dan mengajari teman lain yang belum bisa terhadap suatu materi.

Sejalan dengan uraian di atas, maka dalam memilih siswa menjadi tutor bagi teman-temannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a). Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya, (b). Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan, (c). Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan, (d). Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya, ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu:

Tahap persiapan meliputi:

  • Memilih siswa pandai yang akan dijadikan tutor
  • Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4 orang tiap kelompok dan salah seorang tutor yang ditunjuk
  • Tutor diberi pemahaman penguasaan materi agar mereka percaya diri.

Tahap pelaksanaan meliputi :

  • Guru memberikan arahan tentang aturan pembelajaran tutor sebaya
  • Guru menyediakan materi
  • Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara kelompok
  • Tutor memandu diskusi kelompok membimbing dan memberitahu siswa sebayanya yang mengalami kesulitan dalam belajar.
  • Seorang wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya mengacu pada hasil diskusi siswa, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
  • Siswa mengerjakan soal.
  • Guru dan siswa membahas soal latihan dan sekaligus memberi nilai.

Kelebihan dari penerapan model pembelajaran tutor sebaya adalah: (a) Siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan; (b) Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang di hadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik; (c) Membuat siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas; (d) Membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerimapelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor seraya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakankebutuhan siswa itu sendiri; Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalammenerima pelajaran.

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran tutor sebaya memiliki kekurangan sebagai berikut: (a). Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya, (b). Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya. Untuk mengatasi kekurangan tersebut sebaiknya para  tutor  dilatih  untuk  mengajar  berdasarkan  silabus  yang  telah ditentukan. Hubungan antara tutor dengan siswa adalah hubungan antar kakak-adik atau antar kawan, kekakuan yang ada pada guru agar dihilangkan. Dalam kegiatan pembelajaran ini tutor dan guru menjadi semacam staf ahli yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi murid, baik dengan cara satu lawan satu maupun kelompok kecil. Anggota dalam kelompok harus aktif terutama dalam hal kemampuan menyampaikan pendapat.

Berdasarkan uraian di atas maka sintak pembelajaran model tutor sebaya dalam pelajaran Teknologi Perkantoran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, mengecek kebersihan lingkungan laboratorium komputer kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
  2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang langkah-langkah pengoperasian aplikasi pengolah angka (literation)..
  3. Guru memberikan materi tentang langkah-langkah pengoperasian aplikasi pengolah angka dengan mengunakan media LCD (Critical Thinking).
  4. Siswa memperhatikan presentasi yang dilakukan guru dan menanyakan hal-hal yang belum dapat dipahami dan dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Guru menunjuk siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk menjadi tutor di kelompoknya masing-masing. 
  5. Siswa melakukan diskusi dengan teman-teman dalam kelompoknya, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan materi hari ini (Collaboration dan Creativiy).
  6. Setelah selesai mengerjakan tugas, salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Siswa yang lain diminta untuk menanggapi presentasi teman yang maju ke depan kelas (Communication). 
  7. Siswa diminta menyimpulkan materi berdasarkan kegiatan belajar yang telah dilakukan. Guru membantu menyimpulkan sekaligus memberikan penguatan materi hari ini.
  8. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan latihan yang harus dikumpulkan pada pertemuan kedua.

Dengan menerapkan model tutor sebaya pada kegiatan pembelajaran Teknologi Perkantoran diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam mengoperasikan aplikasi pengolah angka. Siswa dapat belajar bersama tutornya agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif.


DAFTAR PUSTAKA

  • Djalil. Aria.1997. Metode Tutor Sebaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • Kusuma, Wijaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
  • Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
  • Suyitno, Amin.2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran . Semarang: FMIPA UNNES.
  • Uno, Hamzah B.2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar. Mengajar yang reatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.


No comments:

Post a Comment