23/09/2020

TANTANGAN GURU GEOGRAFI DI MASA PANDEMI COVID-19


‌Suparmi, S. Pd., M. Pd.
NIP. ‌197509022008012008
(Guru Mapel Geografi SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Penularan kasus virus corona yang masih terjadi di masyarakat menyebabkan jumlah orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia semakin bertambah hingga saat ini. Berdasarkan data dari Satuan Tugas Gugus Penanganan Covid-19 di Indonesia per 11 September 2020  diketahui terdapat 3.737 kasus baru sehingga di Indonesia kini pasien covid-19 sudah mencapai 210.940 orang . Secara akumulatif terdapat 35.295 kasus Covid-19 di Indonesia. Jumlah ini dihitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. 

Pandemi covid-19 telah mengubah seluruh tatahan kehidupan masyarakat diseluruh dunia. Perubahan tatahan kehidupan ini meliputi bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, dan juga pendidikan. Semua segi kehidupan terdampak dengan adanya pandemi covid-19. Semua negara tanpa terkecuali Indonesia harus mengubah semua kebijakannya, termasuk dunia pendidikan. Sebelum pandemi covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, namun selama pandemi pembelajaran  tatap muka diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sedangkan di Solo sendiri sejak Walikota Solo mengumumkan kejadian luar biasa (KLB) corona tanggal 16 Maret 2020 semua kegiatan atau aktifitas pembelajaran disekolah untuk sementara ditiadakan sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan dan diganti dengan pembelajaran melalui daring atau online. Selama KLB diberlakukan kebijakan stay at home dan work from home (WFH) sehingga hampir semua kegiatan harus dilakukan dari rumah. Pembelajaran dari rumah melalui daring ini tentu saja menuntut banyak kesiapan baik itu pihak sekolah, guru, maupun peserta didik dan tentunya termasuk orang tua peserta didik. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang tidak seefektif seperti pembelajaran tatap muka, karena dalam pembelajaran jarak jauh memerlukan kesiapan agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal seperti diperlukannya kurikulum yang lebih sederhana, membumi, dan sesuai dengan kebutuhan serta keadaan, siswa, guru, dan orang tua.

Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya memerlukan persiapan waktu yang lama, namun pada masa pandemi covid-19 mengharuskan tindakan yang cepat untuk beradaptasi melakukan pembelajaran jarak jauh tersebut. Pembelajaran jarak jauh atau daring memerlukan alat, metode yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka di kelas. Dalam PJJ tidak hanya menyiapkan infrastruktur berupa jaringan dan platform aplikasi, tetapi kesiapan sumber daya manusia (SDM) terutama guru juga memegang peran yang penting. Guru dituntut harus bisa menyediakan dan membuat metode pembelajaran yang akan diterima siswa melalui daring. Siswa juga memerlukan alat yang berupa handphone android, jaringan internet, dan pulsa untuk dapat mengakses tugas ataupun pembelajaran dari guru. Guru yang tadinya menggunakan hanya menggunakan metode ceramah dituntut untuk bisa menerapkan metode lain dalam PJJ. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran selama masa pandemi. Salah satunya mendorong guru untuk tidak fokus mengejar target kurikulum semata selama masa darurat, melainkan juga membekali siswa akan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter terutama untuk menghadapi masa pandemi covid-19 tersebut. Bagaimana kita harus belajar hidup lebih sehat untuk terhindar dari paparan covid-19 sehingga kita harus hidup mengikuti protokol kesehatan. Dalam kondisi yang demikian ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru geografi untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid-19. Materi geografi untuk tingkat pendidikan menengah (SMA) begitu kompleks karena materi geografi tidak hanya terdiri dari geografi sosial tetapi juga materi geografi fisik yang memerlukan suatu metode tertentu supaya dapat diterima dengan mudah oleh siswa atau peserta didik melalui pembelajaran jarak jauh.  

Guru geografi dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan baik yang sesuai diterapkan pada masa pandemi covid-19. Untuk materi yang berkaitan dengan geografi sosial guru akan mudah menyampaikan kepada peserta didik,  namun untuk materi geografi fisik bagaimanakah guru geografi menyampaikan kepada peserta didik dalam PJJ tersebut. Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahan. Sedangkan menurut Wikipedia pembelajaran atau pendidkan jarak jauh dapat didefinisikan sebagai pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada dilokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet. Padahal dalam pembelajaran daring atau jarak jauh diharapkan tidak membebani guru dan orangtua, terutama siswa sebagai sosok penting dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran jarak jauh guru  dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi kepada peserta didik sehingga pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara menyenangkan. Guru memerlukan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi mengenai pembelajaran untuk siswanya. Dengan adanya media pembelajaran tersebut diharapkan pembelajaran dapat terlaksana secara efaktif dan efisien. Perkembangan teknologi dalam bidang informasi membawa pengaruh terhadap berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan khususnya dalam pengembangan media pembelajaran. Dalam pembelajaran geografi jarak jauh memang sebaiknya siswa tidak hanya diberikan berupa materi-materi hafalan yang dapat membuat siswa semakin jenuh dirumah. Guru geografi harus dapat menyusun rencana pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa melalui pembelajaran jarak jauh dan yang terpenting pembelajaran tersebut harus relevan dimasa pandemi seperti keterampilan hidup, kesehatan, dan empati terhadap sesama. Guru geografi harus memiliki kemampuan teknologi dalam penggunaan media pembelajarannya.

Guru geografi harus memiliki kemampuan teknologi dan mampu menggunakan media pembelajaran berbasis daring dalam menyampaikan materi pembelajarannya kepada peserta didiknya dengan cara memilih aplikasi, media ataupun alat yang akan digunakan. Sebagai contoh materi tentang vulkanisme jika hanya diberikan berupa hafalan siswa akan kesulitan untuk membayangkan proses intrusi magma dari gunungapi tersebut. Alangkah lebih baik jika materi vulkanisme disampaikan melalui video pembelajaran atau animasi pembelajaran vulkanisme sehingga siswa dapat melihat secara nyata proses intrusi magma walaupun hanya melalui video pembelajaran ataupun animasi.  Materi penginderaan jauh bisa menggunakan google earth dan foto udara yang bisa diakses oleh siswa dengan mudah. Guru geografi harus bisa membuat rancangan pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas selama masa pandemi covid-19. Namun dalam menerapkan pembelajaran pada masa dan pasca covid-19 tentu banyak kendala yang dihadapi oleh guru geografi antara lain : guru kesulitan menyusun program pembelajaran jarak jauh karena keterbatasan kemampuan penggunaan teknologi, guru tidak mempunyai inovasi pembelajaran jarak jauh, guru kesulitan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan protokol kesehatan, guru tidak dapat mengontrol siswa secara langsung jika pembelajaran dilakukkan secara daring, terbataskan kouta internet untuk mengakses pembelajaran, orangtua kurang berperan dalam memotivasi anaknya untuk belajar, kurangnya pengawasan terhadap siswa sehingga tugas-tugas tidak dikerjakan tepat waktu, dan yang terpenting adalah adanya dana yang besar untuk mendukung pembelajaran jarak jauh tersebut.  Untuk mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran jarak jauh tersebut guru geografi dapat memanfaatkan bermacam-macam teknologi yang sudah ada antara lain : Google classroom, Google form, Google earth, Office 365, Ruangbelajar, Zoom, Kahoot, WhatsApp, Email, dan lain-lain. Pemerintah melalui Kemendikbud juga memegang andil yang besar dalam sistem pendidikan jarak jauh dengan memberikan fasilitas pendidikan yang mudah diakses oleh guru maupun siswa. Menurut Kemendikbud sebagai salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan sarana pembelajaran adalah dengan membuat Program Belajar dari Rumah (BDR) di TVRI. Tayangan tersebut merupakan salah satu alternatif belajar yang diberikan Kemendikbud untuk membantu banyak keluarga yang memiliki keterbatasan internet, karena program tersebut dapat disaksikan secara langsung secara gratis tanpa kuota internet. Dengan begitu harapannya anak-anak memperoleh stimulus untuk terus belajar dirumahnya masing-masing tanpa harus keluar rumah selama pandemi covid-19. Kemendikbud juga menerapkan kebijakan baru berkaitan dengan pandemi covid-19 antara lain melakukan pembatalan ujian nasional (UN) untuk semua jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas, penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online, kebijakan penyesuaian pemanfaatan bantuan operasional sekolah (BOS) dan BOP yang flesibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama pandemi.


12/09/2020

Kirim artikel

 klik disini untuk kirim artikel 

Artikel diketik dalam format file PDF atau DOC (Ms. Word). Ukuran kertas A4; Batas pengetikan kanan, kiri, atas, bawah 3cm; Paragraph 1,5 spasi; Ukuran huruf 12; Jumlah kata 1.300-2.500 (4-10 halaman). Diperbolehkan memuat foto diri dan foto ilustrasi artikel. Untuk foto ilustrasi tidak lebih dari 2 foto dan harus disebutkan sumbernya (alamat web, dll) bila mengambil dari sumber lain bukan milik penulis sendiri.  

Tulisan Ilmiah Populer (angka kredit 1,5)

Tulisan Ilmiah Populer adalah tulisan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau Media online yang mempunyai alamat website resmi bukan Blog). Tulisan ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi guru merupakan tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang pendidikan.

Tulisan Ilmiah Populer adalah bentuk Publikasi Ilmiah (PI) yang memiliki angka kredit 1,5 dalam Penetapan Angka Kredit (PAK) unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru.


Prinsip Publikasi Ilmiah

Hasil kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan subunsur publikasi ilmiah, dan karya inovatif, harus memenuhi persyaratan  APIK, yaitu sebagai berikut:
  1. Asli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat/jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur.
  2. Perlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan profesi guru yang bersangkutan. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di satuan pendidikan guru bersangkutan.
  3. Ilmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan kaidah kebenaran ilmiah dan mengikuti kerangka isi yang telah ditetapkan.
  4. Konsisten, isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok guru. Isi laporan harus berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan mempermasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolahnya.


Tentang Dwijo.id

Dwijo.id adalah website resmi nasional yang dikhususkan sebagai wahana publikasi hasil karya tulis ilmiah untuk para pendidik. Publikasi Ilmiah bisa berupa: hasil penelitian atau gagasan ilmiah bidang pendidikan dalam bentuk laporan hasil penelitian, makalah berupa tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan.

Dwijo.id adalah website nasional resmi yang teregistrasi di PANDI.id sebagai Registri Nama Domain Tingkat Atas Indonesia (.ID) sesuai Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 806 Tahun 2014.

Keterangan:
Informasi tentang Tulisan Ilmiah Populer dan Prinsip Publikasi Ilmiah pada halaman ini disarikan dari Buku Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Angka Kreditnya.


10/09/2020

PERANAN MEDIA SOSIAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Umi Lathifah, S. Kom
(Guru TIK SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Dalam era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari - hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan sebagainya. 

Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah yang menjamur dan menjadi trend. Hampir semua orang di Indonesia memiliki smartphone. Dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat. 

Media sosial adalah sebuah media online, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial (Facebook, Youtube, Myspace dan Twitter), wiki, forum dan dunia virtual.

Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.

Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.

Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar, karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media sosial.Media sosial bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri, berbagai segala tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-teman dan media sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang. 

Proses belajar merupakan sebuah proses penyampaian informasi, ilmu pengetahuan, informasi yang secara formal dan informal sering terjadi di sekeliling kita. Proses belajar merupakan sebuah kondisi mengenai kapasitas individu untuk mengetahui lebih luas. Melalui sebuah media sosial, pengetahuan dan proses belajar tidak lagi hanya berfokus pada akumulasi pengetahuan individu sebelumnya. Terlepas dari baik ataukah buruk, menggunakan media tersebut sebagai media dalam proses belajar, maka jelas bahwa aplikasi dan perangkat media sosial telah berhasil menyediakan sebuah konsep tantangan baru dalam pembentukan pendidikan formal yang telah ada saat ini.

Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan, begitupula dengan kalangan remaja. Daya tarik internet dan media sosial inilah yang kemudian memegang peranan penting dalam membangun kemampuan berkomunikasi seseorang. Remaja saat ini begitu peka dengan perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti perkembangan tersebut.

Jaringan sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube telah cepat menjadi bagian dari kehidupan Anda sehari-hari. Salah satu alasan mengapa media sosial sangat populer adalah karena memungkinkan pengguna untuk mengubah pengalaman mereka dan berinteraksi dengan jaringan internet. Dengan banyaknya teknologi baru dan perkembangan jaringan sosial saat ini, ada banyak manfaat dan alasan bagi semua orang, termasuk pelajar atau mahasiswa untuk menggunakan media sosial.

Berikut sejumlah manfaat penggunaan media sosial untuk pendidikan : 

1. Menciptakan Komunitas 

Banyak pelajar ditantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan konsep pembelajaran yang baru dan tugas-tugas khusus. Media sosial membantu memusatkan pengetahuan kolektif seluruh kelas untuk membuat kegiatan belajar dan berkomunikasi menjadi lebih efisien. Contohnya : a. Memulai daftar kontak kelas untuk berkolaborasi dan saling membagikan tips-tips pelajaran tertentu b. Mengundang guru yang menggunakan media sosial untuk bergabung dengan kelompok belajar sehingga bisa memberi masukan Anda harus ingat bahwa jutaan pelajar dimanapun mereka berada sedang mempelajari hal yang sama saat ini. Jaringan kelompok belajar tak harus terbatas pada lingkup sekolah yang sama. Dalam hal ini, pelajar terdorong untuk menjadi ‘ahli’ dalam keterlibatan aspek internet. Tidak hanya belajar untuk berinteraksi dengan banyak orang, pelajar juga belajar cara penggunaan media sosial tersebut.

2. Melanjutkan Pembahasan Pelajaran 

Memulai jaringan kelompok belajar kolaboratif bisa menghemat waktu dan tenaga banyak orang. Bagi pelajar yang tak dapat menghadiri kelas tertentu, tak perlu khawatir ketinggalan pelajaran karena saat ini media sosial seperti Periscope, Skype atau SnapChat bisa membantu pelajar. Para pelajar dapat menggunakan Google Hangout untuk memfasilitasi mereka ketika belajar kelompok. Pelajar yang ingin mengajukan pertanyaan kepada ahli, dapat memanfaatkan Twitter atau Jelly yang dirancang untuk membangun koneksi melalui pertukaran pertanyaan atau jawaban antar pengguna. 

3. Mengatur Sumber Pembelajaran 

Media sosial dapat membantu untuk menjaga semua informasi agar terorganisir dan mudah diakses. Dengan media sosial, maka data yang pelajar miliki akan aman, akurat dan bisa saling dibagikan menggunakan tools seperti Pinterest atau Tumblr.

4. Mendukung Materi Pembelajaran 

Media sosial dapat membantu mengidentifikasikan konten tambahan untuk memperkuat atau memperluas pembelajaran pelajar. Misalnya saja YouTube membantu menyediakan video bagi pelajar secara audio visual ketika dibutuhkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Media sosial memungkinkan pelajar mengirimkan bermacam-macam dokumen seperti video, reminder, voice note, gambar, data dan lainnya. 5. Bertambahnya Wawasan Para pelajar yang merupakan pengguna media sosial secara langsung saling memberikan dan menerima beragam informasi. Mereka membagikan tips dan trik, proyek DIY (Do It Yourself) dan informasi yang berguna untuk bahan pelajaran. Kemampuan mereka untuk mengakses, menganalisa, menahan dan berbagi informasi kian meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan mereka tak sadar sudah mengembangkan kemampuan mereka tersebut. 

5. Kemampuan Marketing 

Media Sosial Berkembangnya media sosial menciptakan ‘dunia’ marketing yang baru, dimana membutuhkan para profesional atau ahli untuk membangun lapangan bisnis. Ketika para pengguna media sosial bergabung dalam lingkup tersebut, maka secara langsung mereka memberikan keahlian mereka.

Selain dampak positif media sosial, terdapat beberapa dampak negatif media sosial, di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Depresi untuk sisi buruknya jejaring sosial bisa dianggap sebagai pencipta depresi bagi penggunanya . 
  2. Ketergantungan. Hal ini juga menjadi sebuah penyakit baru seperti misalnya facebook depression. Penyakit ini awal nya terlihat sama seperti kecemasan, kelainan psikis, ketergantungan atau kebiasaan buruk lainnya. Meskipun hanya terlihat di facebook maka penyakit ini pun mendapatkan perhatian serius.
  3. Tidak bisa mengontrol diri. Pengguna adiktif media sosial dinilai tak bisa mengontrol dirinya. Bagi mereka yang mengalami kecanduan akut, bahkan memiliki kontrol diri rendah. Menurut peneliti pengguna terlalu peduli akan citra mereka di media sosial, khususnya harga diri pada teman-teman terdekat.
  4. Seorang pelajar biasanya akan menjadi lebih malas belajar.
  5. Banyak para remaja yang kecanduan menggunakan media sosial tanpa mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial di antara remaja pun berkurang.
  6. Membuat waktu terbuang sia-sia
  7. Menambah beban pengeluaran
  8. Menggangu konsentrasi belajar
  9. Mengancam kesehatan

Masing-masing siswa mempunyai batasan tersendiri dalam menyikapi informasi yang ada pada media sosial facebook, salah seorang siswa hanya sekedar membaca berita hoax tanpa ada tindakan kelanjutan. Salah seorang siswa yang lain menyikapi kabar hoax dengan menerima, merasakan, tanpa ada tindakan lebih lanjut. Beberap siswa yang lain mempunyai cara tersendiri untuk menyikapi berita hoax dengan cara memberikan komentar terhadap apa yang dilihatnya.

07/09/2020

PJJ akses lokal tanpa Internet

Indra Rahadi, S. Kom
NIP. 197609072004061010
(Guru TIK SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah) 

Pandemi Covid 19 telah merubah tatanan ekonomi maupun sosial yang mengakibatkan mobilitas pendidikan dan ekonomi menjadi terbatasi dan berubah secara terpaksa dan mendadak tanpa persiapan ataupun rencana proses. Masyarakat dan pemerintah bingung menentukan metode pembelajaran ideal dikala pandemi. Bangaimanapun juga anak usia sekolah sekarang ini adalah para pelaku penggerak bangsa dikala Indonesia 100 tahun merdeka kelak ditahun 2045. Visi inilah yang menjadi acuan mengapa siswa tidak segera diperbolehkan masuk kelas kembali sebelum Covid 19 benar-benar sudah bisa dikendalikan.

Disparitas Teknologi

Hampir satu semester Pandemi Covid-19 memporakporandakan pendidikan. Diawal kemunculannya telah membuat Ujian Nasional (UN) 2019 secara serempak dibatalkan diseluruh jenjang, Sebagai tindaklanjut dari permasalahan Pandemi Covid-19 yang mengekang mobilitas belajar-mengajar maka pemerintah mengambil kebijakan dengan meminta sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar secara daring (online) memanfaatkan teknologi informasi dengan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Alih-alih memberikan solusi yang nyaman ternyata PJJ menjadi kontroversi. Bermacam-macam kendala menghambat pelaksanaannya dilatar belakangi faktor ekonomi sehingga mengakibatkan disparitas terknologi. PPJ online membutuhkan perangkat smartphone yang mana bagi sebagian siswa karena kondisi ekonominya belum bisa memilikinya. Sementara itu yang memilikinyapun belum tentu kuat dengan biaya belanja kuota internet untuk proses belajar secara online terus menerus. Dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) SMAN 8 Surakarta tempat penulis mengampu sebagai guru TIK diketahui ada 20% siswa dalam kondisi miskin dengan indikator jumlah siswa pemegang kartu KIP, PKH dan sejenisnya. Selain itu kondisi geografis yang tidak rata secara teknis menyulitkan untuk mendapatkan sinyal kuat internet utamanya didaerah pinggiran kota.

Idealnya pada pembelajaran PJJ berbasis internet memang perlu didukung infrastuktur yang baik dan biaya operasional yang cukup. Untuk pengelolaannya memerlukan software Learning Manajemen System (LMS). Kemampuan software tersebut mampu membuat operasioanl sekolah tradisional bisa berjalan secara digital. Proses belajar dikelas, interaksi guru dan siswa beserta matapelajarannya bisa terselenggara secara maya menggunakan komputer, laptop, tablet maupun smartphone. Media belajar bisa berupa buku PDF, gambar, slide, video, dan media digital lainnya. Penilain hasil belajar bisa menggunakan instrumen dalam bentuk soal pilihan ganda maupun essay atau ungah portofolio. Selain itu ada juga fitur tatapmuka secara maya (video conference) yang memungkinkan guru bisa bertemu secara digital dengan semua murid sekelas dengan mode video. Secara teknis memang pembelajaran online sudah bisa menggeser sekolah tradisional. Pada pelaksanaanya LMS sementara ini menggunakan software pihak ketiga seperti Ruang Guru, Google Classroom, Microsoft Team, Quiper dan lain sebagainya. Semakin lengkap fitur yang digunakan maka semakin rakus penggunaan kuotanya apalagi bila harus dipaksa tatapmuka maya secara teleconference menggunakan zoom, google meeting, Ms. Team atau sejenisnya.

Sebagai tindak lanjut dari permasalahan kouta internet akhirnya pemerintah menganggarkan subsidi pulsa sebesar Rp. 7,2 Trilyun. Siswa mendapatkan 35Gb dan Guru mendapatkan 42Gb. Subsidi tersebut akan disalurkan untuk 4 bulan.


WIFI akses lokal 




Sebenarnya ada suatu metode yang bisa dicoba sebagai solusi menanggulangi borosnya belanja kuota internet siswa yaitu PJJ menggunakan koneksi jaringan lokal tanpa internet dan ini sangat cocok dengan kebijakan sekolah zonasi. Secara prinsip teknisnya adalah LAN sekolah yang jangkauannya hanya dilingkungan sekolah dilebarkan menggunakan media transmisi WIFI sehingga siswa yang bermukim disekitar zonasi bisa mengakses server LMS sekolah secara lokal tanpa internet. Secara teori biaya yang dikeluarkan sekolah cukup dengan membuat tower beserta pemancar WIFI dan siswa menyiapkan alat penangkap sinyalnya dirumah. Bila masih dalam jangkauan radius WIFI siswa bisa mengakses langsung tanpa alat tambahan, namun bila jaraknya jauh bisa dibantu dengan antena penangkap sinyal model wajan bolic atau sejenisnya. Ada 2 jenis gelombang WIFI berdasarkan kerapatnya; Sinyal 2,4 Ghz memiliki jarak jangkuan lebih luas namun kecepatannya transfer datanya rendah atau 5 Ghz dengan jangkauan pendek tapi mampu mengirim data lebih cepat 2x daripada sinyal 2,4Ghz. Pengalaman penulis ketika bekerja di warnet ketika era tahun 2000an menyebutkan fakta bahwa koneksi point to point menggunakan antena grid dengan sinyal 2,4 Ghz bisa menghubungkan server internet dari lokasi sekitaran kampus Universitas Sebelas Maret Surakrta (UNS) dengan Warnet disekitaran kampus Univesitas Veteran Bangun Nusantara (Univet) Sukoharjo yang berjarak udara kurang lebih 12 km.  


Dari sisi aplikasi server, sekolah bisa menginstal software LMS pada komputer server LAN sekolah menggunakan server bekas UNBK yang menganggur tidak digunakan. Secara umum LMS Moodle memiliki fitur lengkap dan populer digunakan diseluruh dunia. Moodle bisa diunduh dan digunakan secara gratis karena bersifat open source. Untuk mendukung tatapmuka maya atau teleconference LMS Moodle bisa disandingkan dengan berbagai system teleconference open source seperti Open Meeting atau Bigbluebottom dan merk lainnya yang memiliki fitur yang sama dengan merk Zoom, Google meet ataupun Microsoft Team.


Tantangan pada pelaksanaan model ini adalah kemandirian sekolah dalam memenuhi materi belajar kedalam LMS. Pada aplikasi LMS pihak ketiga biasanya memang menyediakan repository (gudang) materi belajar yang sudah lengkap dan tinggal pakai. Namun demikian sebagian materi utamanya berupa buku format PDF sebenarnya bisa dipenuhi dengan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang jelas sudah sesuai dengan standar BNSP. Pengembangan berikutnya bisa dipenuhi melalui gotong royong MGMP sesuai mapel dalam satu kota / kabupaten dalam membuat media ajar baik dalam bentuk video ataupun media lainnya.


Dukungan Pemerintah

Sistem ini memerlukan peran pemerintah daerah, setidaknya pemerintah daerah bisa mengeluarkan regulasi penggunaan WIFI gelombang 2,4GHz dan 5Ghz serta pengaturan chanelnya untuk layanan pendidikan didaerahnya secara gratis. Lebih jauh diharapkan pemda bisa membantu membangun infrastruktur akses jaringan lokal pendidikan hingga bisa diakses langsung ke tingkat RT/RW.