14/10/2020

WEBSITE MUSEUM SANGIRAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PRASEJARAH DISAAT PANDEMI COVID-19


AMBAR WAHYUNINGSIH, S.PD
NIP. 19711016 200112 2 001
(Guru Sejarah SMAN 2 Wonogiri - Jawa Tengah)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Salah satu materi yang diajarkan dalam pelajaran sejarah adalah materi zaman praejarah. Zaman prasejarah merupakan babakan dalam sejarah yang diberikan kepada suatu periode ketika manusia belum menggunakan tulisan sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu upaya pemahaman zaman prasejarah merupakan hal yang cukup sulit. Hal ini disebabkan rentangan waktu antara zaman prasejarah dengan zaman sekarang mencakup ribuan tahun. Untuk mengatasi kesulitan itu diperlukan suatu cara, salah satunya memanfaatkan koleksi museum. Museum sangat tepat sebagai sarana untuk memperjelas materi prasejarah Indonesia, baik dengan mengunjungi museum maupun ”membawa” museum secara virtual karena adanya halangan pandemi covid-19.

Pengetahuan Prasejarah

Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam proses pembelajarannya pada pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran sejarah memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan mata pelajaran sejarah adalahuntuk mengembangkan kemampuan- kemampuan sebagai berikut (1) Membangun kesadaran akan pentingnya waktu(time) yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan, (2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta- fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan (sejarah), (3) Menumbuhkan apresiasi danpenghargaan terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau, (4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik bahwa proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui proses sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang, (5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik bahwa mereka menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang harus memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah airnya yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kegiatan dan lapangan pengabdian (BSNP, 2006: 1-2). Oleh karena itu pelajaran sejarah mempunyai kedudukan yang penting bagi peserta didik sebagai generasi muda bangsa Indonesia.

Salah satu materi yang diajarkan dalam pelajaran sejarah adalah materi zaman prasejarah. Zaman prasejarah merupakan babakan dalam sejarah yang diberikan kepada suatuperiode ketikamanusia belum menggunakan tulisan sebagai alat komunikasi. Di Indonesia zaman prasejarah berakhir pada sekitar abad V masehi (Soekmono, 1981: 11). Oleh karena itu upaya pemahaman zaman prasejarah merupakan hal yang cukup sulit. Hal ini disebabkan rentangan waktu antara zaman prasejarah dengan zaman sekarang mencakup ribuan tahun. Selain itu kurangnya bukti-bukti yang ditinggalkan oleh masyarakat purbayang dapatdigunakan untuk mempelajari kehidupan masa lampau.

Para ahli telah melakukan upaya untuk memahami zaman prasejarah melalui penggunaan sumber primer berupa fosil, artefak, isefak, ecofak serta feature, melalui analisis kimiawi, geologis, dan arkeologis. Namun demikian bagi para siswa upaya memahami zaman prasejarah dari fosil atau bukti primer l;innya masih mengalami banyak kendala. Kendala tersebut dikarenakan (1).Barang-barang peninggalan dan sampel penelitian jumlahnya sedikit dan langka, (2).Keterbatasan pengetahuan siswa dalam menganalisis serta meneliti dengan seksama peninggalan, sumber, dan bukti tersebut, (3). Materi zaman prasejarah bukan hanya memuat sejarahmanusiatetapijuga keadaanbumi sebagai gambaran kondisi sebelum manusia ada sehingga cakupan materinya cukup luas. Bagi siswa, upaya pemahaman terhadap zaman prasejarah dilakukan berdasar pada pemakaian buku teks. Selain itu beberapa guru telah menempuhnya dengan menghadirkan gambar- gambar peninggalan zaman prasejarah ke dalam kelas. Namun upaya pemahaman dengan menggunakan buku teks maupun gambar mengalami kendala. Hal ini karena buku teks hanya memberikan informasi dalam bentuk verbal sehingga bersifat abstrak. Sedangkan gambar-gambar yang terdapat dalam buku maupun disajikan oleh guru berupa gambar dua dimensi yang terbatas untuk bisa dipahami. Terlebih seringkali gambar tersebut tidak jelas, kabur, hitam putih dan kelemahan gambar lainnya. Oleh karerna itu diperlukan sumber lain yang mampu memberikan informasi secara kongkret, sekaligus tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Model dan media tentu  saja disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.

Dengan menggunakan media-media pembelajaran  yang tepat akan tercipta suasana belajar yang tenang dan menyenangkan (enjoyable learning) yang akan mendorong proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan bermakna. Dengan kondisi proses belajar yang demikian akan mampu menimbulkan kesadaran pada peserta didik untuk belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar untuk hidup bersama orang lain secara harmonis (learning to live together). Oleh karena itu setiap saat guru mata pelajaran sejarah harus selalu meningkatkan mutu pembelajaran (effective teaching).

Dari uraian di atas maka perlu dicarikan bagaimana supaya pemahaman siswa terhadap materi zaman prasejarah dapat dilakukan dengan lebih baik. Memanfaatkan museum yang mempunyai koleksi benda-benda zaman prasejarah, atau setidak-tidaknya replika benda-benda peninggalan prasejarah adalah cara-cara yang bisa ditempuh sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Sementara ini Museum sangiran yang berada di kalijambe kabupaten Sragen Jawa Tengah masih ditutup sejak 15 Maret 2020, bahkan pada tanggal 12 Oktober 2020 yang merupakan Hari Museumpun tidak ada perayaan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian museum prasejarah Sangiran tetap memberikan layanan secara virtual dalam bentuk website.

Museum Sangiran

Museum Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km² meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo  yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo).

Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi obyek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia. Dalam museum ini dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.  

Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini, sehingga para ahli dapat merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan. Koleksi yang tersimpan di museum ini mencapai 13.806 buah yang tersimpan pada dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang pameran dan 10.875 di dalam ruang penyimpanan. Museum sangiran menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang informasi tentang museum sangiran.

Penelitian terhadap situs sangiran diwali oleh Eugene Dubois pada tahun 1893 dimana sebelum dia mengadakan penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia di Sumatra Barat, tetapi dia tidak menemukannya. Selai Dubois, tahun 1930-an penelususranb dilakukan oleh GHR Von Koenigswald. Tahun 1934 Von Koenigswald berhasil menemukan kurang lebih 1000 alat batuan manusia purba yang pernah hidup di Sangiran.

Tahun 1936 Von Koenigswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia pdan selanjutnya ia memberi nama fosil Megantrophus Paleojavanicus. Tahun 1973 dia juga berhasil menemukan manusia purba yang dicari oleh Eugene Dubois yaitu Pithecanthropus Erectus. Penemuan kedua ini mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian lanjutan di situs sangiran diantaranya : Helmut de Tera, Movius, P. Marks, RW van Bemmelean, H.R van Hekkeren, Gert jan Barsta, Francois Semah, Anne Marie Semah, M. Itahara. Sedangkan peneliti-peneliti dari Indonesia yang serius menangani sangiran adalah: R.P Soejono, Teuku Jacob, S. Sartono, dan Hari Widianto.

Media Virtual Museum Sangiran

Sebenarnya sangat menarik sekali apabila dalam pembelajaran sejarah pada materi prasejerah siswa diajak mengunjungi museum prasejarah Sangiran di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, namun karena pandemi Covid-19 menjadikan kunjangan langsung tersebut tidak dimungkinkan. Namun demikian masih ada metode yang dimanfaatkan untuk pembelajaran prasejarah dengan mengunjungi museum tersebut secara virtul melalui website. Berikut ini adalah beberapa media virtual dalam bentuk website internet yang bisa dikunjungi untuk sebagai pendukung materi prasejarah:

1. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/virtualmuseum/sangiran_ID/index.html


Alamat diatas adalah alamat musem sangiran dalam bentuk virtual memalui media website internet. Museum virtual bertujuan untuk melengkapi, meningkatkan, atau menambah pengalaman museum melalui personalisasi, interaktivitas dan kekayaan konten. Museum virtual dapat dirancang di sekitar objek tertentu (mirip dengan sebuah museum seni, museum sejarah alam), atau dapat terdiri dari pameran baru dibuat dari awal (mirip dengan pameran di museum ilmu pengetahuan). Museum virtual dapat memanfaatkan teknologi internet yang terus berkembang dan banyak dimanfaatkan publik.

Akses internet dan teknologi ponsel yang terus berkembang dari waktu ke waktu mempermudah mengakses museum virtual. Publikasi tentang museum dapat lebih mudah diberikan pada publik memanfaatkan teknologi. Gagasan tentang museum virtual ini mulai tersebar di Indonesia dan saat ini Museum Sangiran sudah memanfaatkannya. Museum virtual diaplikasikan di Indonesia dengan Museum Sangiran sebagai pilot project. Saat ini teknologi menjadi kekuatan utama untuk memperkenalkan museum, salah satunya dengan virtual museum ini dan Museum Sangiran menjadi pilot project-nya. Jika pilot project museum virtual ini berhasil, tidak tertutup kemungkinan jika semakin banyak museum di Indenesia memanfaatkan museum virtual.

Dengan tersedianya aplikasi Virtual Museum ini, para peminat museum yang belum dapat singgah ke Museum Manusia Purba Sangiran dapat mengakses Museum Virtual. Saat ini aplikasi Virtual Museum baru tentang Museum Manusia Purba Klaster Krikilan, ke depan akan  ditambah dengan informasi di Virtual Museum tentang Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung, Bukuran, Manyarejo dan Dayu. Pengunjung saat ini bisa menikmati Sangiran via Virtual Museumnya, semoga ini membawa kemajuan bagi Situs dan Museum Sangiran.


2. https://artsandculture.google.com/partner/sangiran-early-man-museum?hl=id



Alamat tersebut diatas adalah ulasan museum sangiran dari fasilitas art and culture milik raksasa layanan internet Google.com. Dalam situs internet ini banyak menyajikan foto-foto prasejarah yang merupakan koleksi dari museum Sangiran dengan kualitas yang baik dan jelas. Dalam web tersebut pengunjung juga bisa menjelajahi kluster-kluster museum diantaranya kluster Krikilan, Manyarejo, Bukuran dan Dayu. 

3. https://whc.unesco.org/en/list/593/



Alamat situs web internet diatas adalah informasi museum sangiran milik Unesco yang merupakan badan dunia PBB untuk urusan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan yang didirikan sejak tahun 1945.

Pada web ini memiliki koleksi-koleksi foto dengan kualitas yang baik pada menu Gallery. Selain itu dalam web tersebut juga ada fasilitas menu Deskripsi, peta, video, grafik indikator dan informasi lainnya.

4. Augmented Reality (AR)

Selain diakses melalui website museum Sangiran juga membuat terobosan baru dengan membuat buku dengan teknologi Augmented Reality (AR), yaitu suatu teknologi yang memberikan pengalaman interaktif dari lingkungan dunia nyata di mana objek yang berada di dunia nyata ditingkatkan oleh informasi persepsi yang dihasilkan komputer, terkadang di beberapa modalitas sensorik, termasuk visual, auditori, dan lain sebagainya. AR dapat didefinisikan sebagai sistem yang memenuhi fitur dasar kombinasi dunia nyata dan virtual, interaksi real-time, dan pemanfaatan 3D yang akurat dari objek virtual dan nyata. teknologi terbebut dibenamkan dalam buku berjudul “Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran” dan “Katalog Homo Erectus”. Dengan memanfaatkan gawai berupa smartphone android buku tersebut bisa memunculkan ilustrasi 3D ketika smartphone diarahkan pada gambar yang ada pada buku tersebut.


12/10/2020

PROBLEMATIKA BAHASA SEBAGAI PENGANTAR PEMBELAJARAN SAAT PANDEMI COVID - 19

 


SLAMET MULYADI, S.Pd
NIP. 196702152006041004
(Guru Mapel Bahasa Indonesia SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Problematika bahasa sebagai bahasa pengantar pembelajaran di sekolah  saat  pendemi covid 19 sangat variatif. Mungkin masalah ini sedikit terlewatkan di bandingkan kesibukan  pembagian kuota, teknis pembelajaran, dan peralatan-peralatan yang di persiapkan demi keberlangsungan proses belajar mengajar. Pilihan utamanya hanyalah PJJ. Memang kita sadari model pembelajaran PJJ banyak sekali menggali permasalahan permasalahan di tingkat satuan pendidikan. 

Seperti kita ketahui bersama Pandemi covid 19 ini sungguh merusak tatanan yang sangat luar biasa, Dampak-dampak yang ditimbulkan pun sangat luar biasa. Hampir segala sektor terkena imbasnya. Sektor ekonomi,dan pendidikan yang paling menonjol terdampak covid-19.Indonesia sudah sangat sering menghadapi bencana,dari Stunami, banjir, tanah longsor,kebakaran hutan,serta krisis-krisis sosial lainnya. Namun Bangsa Indonesia masih kelihatan tangguh sigap dan terarah dalam menanggulanginya. Ekonomi segra pulih, infra struktur segera dapat dibangun kembali, bahkan pendidikanpun dapat berjalan lagi hanya dalam hitungan hari. Dengan program-program yang nyata dan terarah semua bisa segera dipulihkan. Hal ini karena bencana yang nyata kelihatan mata,dan dapat dihitung secara matematis, berapa korbannya, apa saja yang rusak, semua bisa segera tertangani dengan baik. Kenapa begitu? Yah karena sifat bencanannya yang jelas, nyata dan sangat tampak di mata kita, Kebetulan penulis adalah seorang relawan yang sudah sering ikut menangani berbagai bencana, sehingga tahu persis bagaimana dampak dan peran serta semua komponen baik pemerintah dan elemen masyarakat dalam menanganinya. Mungkin saat inilah saat paling tepat pemerintah dan kita semua memikirkan bencana dengan waktu situasi serta kondisi yang serba tidak menentu dalam program perencanaan yang bersumber pengalaman menghadapi bencana yang disebabkan oleh virus. Indonesia memang pernah menghadapi bencana wabah dari tahun 70 an baik itu malaria, flu burung serta wabah lainnya, namun virus coronalah yang merupakan wabah paling spesial.  Kenapa? Yang karena mulai sebabnya tidak nyata, sulit terdeteksi dan dampak-dampaknya yang menjadikan  tatanan berbangsa dan bernegara sangat terpengaruu tidak terkecuali sektor pendid

Bahasa Sebagai alat komunikasi

Bahasa merupakan salah satu pintu perubahan, baik dalam pribadi, masyarakat, dan negara, bahkan juga dunia. Manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. bukan hanya dalam bentuk lisan, tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan dan bahasa tubuh.

Pemikiran,isi hati,,perasaan seseorang maupun kelompok  tentunya akan lebih dapat kita pahami apabila diungkapkan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. . Pada dasarnya seluruh kegiatan manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa. Baik itu hanya bercakap-cakap dengan perorangan maupun kelompok.   

Apapun  kegiatan tidak akan dapat terlepas dari pemakaian bahasa  Banyak filsuf yang justru mengawali pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan berarti sekedar mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing, melainkan bagaimana pengertian seseorang dapat terpengaruh ‘hanya’ dari penggunaan kata-kata atau ekspresi pemikiran.tentunya yang diharapkan disini adalah pengaruh yang baik. Sangat penting untuk dapat tetap berpikir kritis dalam  mengerti ucapan seseorang maupun teks. Namun di masa pandemi ini bahasa seperti terkekang,tidak berdaya dan lemah dalam fungsi alat komunkasi. Kita hanya berharap belas kasihan  teknologi. Padahal kalau  kita sadari, bahasalah yang menjadi alat utama dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia’ Berdagang, berseni, menjalankan ibadah, bersosialisasi semua menggunakan bahasa. Pedagang dan pembeli berinteraksi menggunakan bahasa, main teater,film,drama baca puisi menggunakan bahasa.anjangsana, rapat diskusi semuanya tidak akan terlepas dari bahasa. Ibarat tubuh manusia bahasa adalah jantungnya. Coba kita perhatikan situasi dan kondisi saat ini, jatung kita saat ini mulai berdegup tidak berirama, kadang cepat kadang lambat dan kadang pula tidak berirama ngo ngosan tidak karuan. Ini bukanlah ilustrasi pesimistis tetapi gambaran ini adalah fakta dan nyata kita alami. Tidak jauh dari dunia ekonomi , sosial budaya, sektor pendidikan justru yang paling besar kena dampaknya

Kita tidak bisaan  melaksanakan tugas-tugas pendidik sebagaimana mestinya karena memang bahasa sebagai sarana pendidikan  sedang terbelenggu penggunaannya.Hal ini disebabkan model pembelajaran jarak jauh yang 90 persen mengandalkan teknologi. Padahal seorang pendidik tidak hanya bertugas menstransfer ilmu pengetahuan tapi juga berfungsi sebagai pengembangan karakter siswa. 


Fungsi bahasa sebagai alat transfer ilmu pengetahuan dan karakter siswa

Keberhasilan  mengajar  guru  dalam kaitannya  dengan  fungsi  dan  peran  guru dalam  menciptakan  kemampuan  dasar mengajar  dapat  diimplementasikan  dalam pengembangan  kepribadian  guru  yang mantap  dan  dinamis  yang  meliputi kemantapan  dan  integrasi  pribadi,  peka terhadap  perubahan  dan  pembaharuan, berpikir alternatif,  adil,  jujur dan  objektif, disiplin dalam melaksanakan tugas, ulet dan tekun  bekerja, berusaha  memperoleh  hasil kerja  yang  baik,  simpatik, menarik,luwes,bijaksana  dan  sederhana, bersifat  terbuka,  kreatif  dan  berwibawa apakah dengan bermodalkan hal tersebut seakan sudah sangat ideal dan yakin proses pendidikan ini akan berjalan dengan baik? Memang hal-hal tersebut adalah idealnya. Namun di saat yang sesulit ini semua seakan terbelenggu. Bahasa yang sangat diandalkan untuk pembentukan karakter siswa banyak terhalang situasi dan kondisi yang tidak menentu. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, saat mensiasati model pembelajaran sering menambah permasalahan tersenderi. Memang kita tidak perlu menyalahkan pemerintah semua namun setidaknya bisa mencari terobosan-terobosan yang bersumber dari mendengarkan ide-ide para pendidik di tingkat paling bawah. Wabah  merupakan  hal yang tidak bisa terdekteksi kapan datang dan kapan berakhir .menambah problematika tersendiri dalam rangka menciptakan model  pembelajaran  saat ini. Tingkat halangan siswa semakin bertambah untuk menyerap ilmu dan pengembangan karakter . Faktor internal dan ekstenal hambatan siswa semakin besar untuk mencapai keberhasilan proses embelajaran.  

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri internal dan eksternal

Faktor internal  adalah  faktor  yang terdapat  dalam  diri  individu  yang  sedang belajar  diataranya  sebagai  berikut :

1. Faktor jasmaniah / kesehatan fisik 

Faktor kesehatan memang tidaklah berkorelasi secara langsung dengan bahasa. Namun jika kita lihat fungsi bahasa yang sangat fleksibel srdikit banyak berpengaruh dengan kesehatan siswa  dimasa pandemi.  Sebagai contoh saja, seorang guru tidak bisa memberikan himbauan-himbauan yang luas melalui nasehat-nasehat secara langsung dengan siswa. Paling-paling dan itu monoton yang diucapkan guru. “ Anak-anak jaga kesehatan ya dan selalu semangat “ jika kita membuat hitungan matematis barapa banyak tugas siswa yang harus dikerjakan dan sudah pasti tidak akan mengenal waktu.Tugas-tugas guru yang di saat normal bisa dlakukan degan bahasa lisan Langsung yang mau tidak mau harus di ganti dengan bahasa tulis, itupun dengan cara yang sangat ribet bagi siswa. 

Biasanya guru bisa mengembangkan tema pelajarannya dengan berbagai hal.  Situasi sekarang ini mengharuskan guru menyampaikan dengan bahasa tulis yang sangat minimalis’ Hal itulah yang menyebabkan bahasa menjadi dampak negatif  kalau  tidak dipergunakan dengan hati-hati dan  tepat. Belum lagi harus melewati media elektronik ( HP ) komputer yang kalau terus menerus dipergunakan bisa mengganggu kesehatan siswa. Memang semua ini  karena keterpaksaan situasi dan  kondisi.

2. Faktor psikologis

(a) Perhatian 

Perhatian disini adalah tingkat konsentrasi siswadisaat mengikuti pembelajaran. Jika disekolah memungkinkan secara langsung bisa menegur, memberi nasehat, membuatjok lucu yang bisa mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran. Tapi karena model PJJ seorang guru tidak tahu bagaimana tingkah laku anak-anak disaat mengikuti pelajaran . Apakah dengan tiduran, sambil makan, tidak pakai baju atau  sambil melihat televisi. Nah disinilah salah stu faktor kelemahan PJJ sedangkan bahasa tidak dapat mengatasi masalah tersebut. 

(b) Minat 

JIka sudah menghadap HP maka minat siswa untuk selalu menaruh konsentrasi di pelajaran sangat berkurang. Tidak bisa dipungkiri pembelajaran seperti ini monoton dengan merangkai kata-kata yang indah dan tepat. Keberadaan  bahasa yang salah satu fungsinya bisa menghasut seseorang, melemah dan tidak maksimal karena adanya sekat yang tinggi dan sulit terdeteksi . Kepiawaian seorang guru menumbuhkan minat siswa melalui nasehat-nasehat  seakan tidak ada lagi, yang bisa dilakukan adalah kata-kata mengingatkan yang tidak ketahuan di perhatikan atau tidak oleh siswa. 

(c ) Kelelahan

Kelelahan siswa sering menjadi hambatan untuk mengikuti secara maksimal pelajaran . Selain keleahan faktor kejenuhan juga mempengaruhi siswa. Bagaimana tidak.  Biasanya ganti pelajaran ganti guru, situasi sekarang ganti pelajaran yang dihadapinya hanyalah HP. Mata pelajaran apapun yang diberikan guru muaranya hanya membaca dan menulis. Tugas dari setiap guru harus segera diselesaikan. Anak selalu mengakhiri keputusasaan  pelajaran dengan mengerjakan tugas yang di eksekusi dengan mengarang indah dan copy pastem, yang penting tugas selesai.

2.Faktor Eksternal 

(a) Faktor keluarga

Mungkin ada beberapa keluarga yang bisa mengikuti perkembangan pembelajaran siswa dengan ikut membaca, memberi nasehat,memberi larangan,memberi anjuran. Namun jika orang tua tidak mampu mengkomunikasikan maksud yang diucapkan dengan bahasa yang baik justru akan menambah daftar permasalahan pada diri siswa.

(b) Lingkungan

Lingkungan sangat berpotensi besar dalam pengaruhnya  di saat siwa mengikuti jam pelajaran. Siswa sedang belajar dengan PJJ. Suara-suara yang tidak terkontrol karena memang lingkungan tidak di desain untuk anak-anak yang sedang belajar seperti di sekolah.Terus apa hubunganya bahasa dengan lingkungan sekitar siswa?. Jawabnya bisa sulit bisa tidak. Bisa sulit di karenakan bahasa yang dipergunakan di lingkungan sekitar siswa tidak terkontrol dengan aturan-aturan kebahasaan, tidak ada pengawasan seorang guru di dalam penggunaan bahasa dilingkungan siswa. Berbeda jika berada di sekolah. Guru bisa menegur anak-anak yang menggunakan bahasa yang tidak pantas dan kurang etis. Dan akhirnya dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh komunikasi yang didapatkan melalui simbul-simbul kebahasaan yang tepat,benar dan etis sungguh sangat terabaikan. Imbasnya berpengaruh terhadap perilaku karakter siswa dalam mengikuti pelajaran.

Berdasarkan problema-problema pembelajaran jarak jauh terhadap maksimalnya fungsi kebahasaan di dalam mentransfer ilmu dan pengembangan karakter siswa maka penulis mencoba memberikan Alternatif desain pembelajaran tatap muka. Kenapa tatap muka?

  1. Anggaran yang diberikan pemerintah  untuk mengelola pembelajaran tatap muka dengan disain minimalis cukup besar sehingga memungkinkan sekolah membeli peralatan yang dianjurkan untuk pertemuan berkelompok.  
  2. Siswa lebih terkontrol dalam kegiatan sehari - hari
  3. Sedikit ekstrem perlakuan siswa di sekolah dengan mengikuti aturan-aturan yang sangat  ketat.
  4. Orang tua ikut serta menunjang program sekolah yang diterapkan.
  5. Peran pemerintah adalah membuat program yang sama, di semua tingkat satuan sekolah, secara mendetail dan menyeluruh. Sehingga penerjemahan para pelaku pendidikan tidak bingung menerjemahkan program-program yang diberikan. Artinya sama disini tidak persis, sesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. 

STRATEGI PJJ DARING MATEMATIKA



SRI TATIK SUPRIHATIN, S. Pd.
NIP. ‌196810162006042006
(Guru Mapel Matematika SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Semenjak pandemi covid-19 melakukan pembelajaran matematika secara jarak jauh saat Pandemi Covid-19 ini merupakan hal yang sangat menantangan bagi guru. Mengapa demikian, alasannya antara lain sebagai berikut :

  • UN dibatalkan untuk siswa kelas XII. Salah satu dampaknya siswa mulai merasa bahwa belajar tidak penting lagi karena ujian nasional (UN) ditiadakan.
  • Dorongan naluriah agar siswa kelas XII memiliki kegiatan positif dan bermakna selama pandemi Covid-19 tanpa merasa terbebani untuk mengejar nilai akademik.

Hal diatas membuat guru tertantang untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh khususnya pada siswa kelas XII. Guru berharap dengan pembelajaran matematika secara daring ini, siswa masih bisa merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Di satu sisi, secara khusus sebagai guru matematika merasa punya tugas dan tanggung jawab supaya siswa bisa memanfaatkan belajar matematika pada masa pandemi Covid-19 ini. Inilah kesempatan untuk memanfaatkan ilmu yang ada supaya siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Dengan demikian guru berupaya melakukan yang terbaik agar siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

Berikut ini strategi awal yang bisa dilakukan guru matematika:

  1. Menyepakati jadwal pembelajaran bersama siswa yang sudah dibuat sekolah, kesepakatan ini dibahas pada group kelas masing-masing. Hal ini dilakukan supaya waktu pelaksanaan pembelajaran Jarak Jauh secara daring dimulai siswa sudah siap mengikutinya dengan baik.
  2. Membangun komunikasi dalam materi yang relevan. Cara yang dilakukan dengan diskusi terlebih dahulu kepada siswa menjelang pembelajaran berlangsung. Tujuannya untuk mengetahui materi yang mudah dipahami siswa juga kendala-kendala yang menghambat PJJ daring misalnya keterbatasan sarana seperti gadget, tablet, laptop atau komputer.
  3. Merancang Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh  Setelah jadwal telah disepakati bersama sudah maka guru bisa memulai merancang kegiatan pembalajaran jarak jauh sesuai topik. Misalnya membuat absensi online dengan google form kemudian dikirim melalui WhatsApp Group kelas.

 Pelaksanaan Kegiatan Daring

Pada penjelasan berikut menggunakan contoh kejadian pelaksaan PJJ yang dialami penulis. Pada jam pelajaran pertama  07.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB,  Guru melaksanakan pembelajaran jarak jauh kepada siswa kelas XI MIPA-1 pada mata pelajaran Matematika peminatan melalui WhatsApp Group (WAG) kelas XI MIPA-1. Materi yang dibahas pada pertemuan pada saat itu adalah  Persamaan Lingkaran, siswa diminta merangkum kemudian setelah selesai merangkum dikirim lewat email dengan perangkat yang ada. Tujuan siswa mengirim tugas lewat email agar guru mudah mengorganisasi portofolio tugas-tugas yang dikumpulkan siswa dan menganalisanya. Apabila siswa ada yang belum memahami materi yang dirangkum guru bisa menjelaskan lewat WAG.  

Kendala yang dialami penulis saat proses pembelajaran antara lain belum semua siswa yang tergabung dalam WAG kelas mengerjakan tugas yang diberikan dengan mengirim lampiran lewat email.  Hanya 30% yang mengerjakan praktek sesuai rancangan pembelajaran. Sebagian besar siswa mengirim tugas lewat WA. Adapun alasannya mengirim lewat email sulit adalah karena ada kendala pada konensi internetnya, selain itu ada pula yang mengeluh karena kehabisan paket data. Namun akhirnya semua siswa bisa mengumpulkan tugas  walaupun sebagian mengirim menggunakan email dan sebagian lainnya mengirim tugas lewat WA. Bagi penulis ini merupakan suatu hal yang patus disyukuri dan  bisa memberikan pengalaman bermakna. Masing-masing memberikan hasil transaksi belajar yang baik. Hal ini terbukti dari salah satu siswa mengirim tugas lewat email mampu mengerjakan sesuai instruksi, begitu pula dengan siswa yang mengirim melalui WA.

Gambar kiriman tugas siswa menggunakan email (kiri) dan WA (kanan)

Refleksi Terhadap Proses

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil pembelajaran bahwa sebagian siswa hanya akan mau belajar, apabila ia merasa pembalajaran itu bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dari kegiatan daring selama ini, penulis amati menyimpulkan bahwa siswa mengirim tugas lebih nyaman menggunakan WA dari pada lewat email.

 

Perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya

Untuk kedepannya, Penulis akan merancang pembelajaran yang lebih mengutamakan kolaborasi dari pada kompetensi. Kemudian untuk menghemat paket data siswa, ada baiknya dalam pembelajaran guru mengurangi penggunaan media video dari youtube dengan diganti dengan media yang tidak banyak menghabiskan paket data internet siswa. Selanjutnya  guru melakukan perancang Lembar Kerja Praktek Online (LKPO) supaya siswa lebih memahami langkag-langkah pembelajaran secara terstruktur sehingga siswa dapat aktif secara mandiri memprkatekannya.


08/10/2020

WACANA DIHILANGKANNYA MAPEL SEJARAH, NEGARA DIAMBANG KEHANCURAN



Widiyanta, S. Pd.
NIP. 197012262007011010
(Guru Mapel Sejarah SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

 

A. PENDAHULUAN

Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang pasti ada dalam setiap kurikulum sekolah. Karena, salah satu tujuannya adalah mendidik para generasi penerus bangsa untuk mencintai dan merawat negaranya melalui pelajaran Sejarah. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya” kata Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama.  

Pelajaran sejarah memiliki peranan sangat penting, bahkan menjadi bagian utama dalam pendidikan karakter. Karena itu, mata pelajaran sejarah hendaknya menjadi mata pelajaran dasar di semua jenjang pendidikan.

Sejarah merupakan bagian penting dalam perjalanan suatu bangsa. Pendidikan sejarah di sekolah penting untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kepedulian sosial budaya.

B. PERMASALAHAN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membantah isu soal penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional. "Tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional," kata Nadiem melalui video yang dibagikan melalui Instagram pribadinya, Ahad (20/9/2020). Nadiem mengaku kaget dengan isu mengenai penghapusan mata pelajaran sejarah yang berkembang di masyarakat. Isu tersebut berkembang karena ada presentasi internal soal penyederhanaan kurikulum. Padahal mengenai penyederhanaan kurikulum tersebut sejatinya baru dalam bentuk diskusi. "Kami punya banyak puluhan versi berbeda yang sekarang sedang melalui FGD dan uji publik . Belum tentu permutasian tersebut yang menjadi final di mana berbagai macam opsi diperdebatkan secara terbuka," kata Nadiem. Namun Nadiem menegaskan penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai 2022. Di tahun 2021 pihaknya akan melakukan berbagai macam prototyping mengenai penyederhanaan kurikulum di sekolah penggerak yang terpilih dan bukan di sekolah secara nasional. "Dan sekali lagi tidak ada kebijakan apa pun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah," ungkapnya. Nadiem juga mengaku terkejut mengenai isu yang berkembang termasuk hal-hal yang mempertanyakan visinya perihal sejarah kebangsaan. Sebab, ia berkomitmen untuk mengembangkan pelajaran sejarah menjadi lebih menarik. "Misi saya sebagai menteri adalah kebalikan dari isu itu. Saya ingin menjadikan pelajaran sejarah relevan bagi generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita agar bisa menginspirasi," ujarnya. Nadiem mengimbau masyarakat untuk menyaring informasi agar agar isu tidak benar mengenai penghapusan pelajaran sejarah itu tak makin liar. Ia menyebut sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional sehingga mata pelajaran sejarah dianggapnya sangat penting.


C. TANGGAPAN 

Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) mengecam wacana penyederhanaan kurikulum 2021 yang sedang dibahas oleh Kemendikbud. Poinnya, menolak mata pelajaran sejarah yang dibatasi untuk tingkat SMA dan SMK. Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma tidak sepakat sejarah yang mulanya pelajaran wajib dijadikan pilihan dalam struktur kurikulum yang digagas Kemendikbud. Sehingga memungkinkan siswa untuk memilih atau tidak memilih belajar sejarah. "Sejarah memang tidak dihapuskan di jenjang ini, melainkan direduksi keberadaannya. Ini kebijakan yang keliru, sebab bagi kami belajar sejarah adalah sebuah keharusan, bukan pilihan," ujarnya kepada Tirto, Jumat (18/9/2020) malam. Sumardiansyah berpendapat pelajaran sejarah merupakan upaya merawat ingatan generasi muda terhadap identitas dan jati diri bangsanya sendiri. "Dengan mempelajari sejarah saja, bangsa ini mengalami krisis. Apalagi tidak mempelajarinya. Jangan sampai sejarah hanya menjadi alat legitimasi penguasa dan elite," ujarnya. Melalui draft "Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional" tertanggal 25 Agustus 2020 milik Kemendikbud yang diperoleh dari sumber Tirto, disebutkan pelajaran sejarah Indonesia hanya dipelajari siswa SMA/sederajat kelas 10. Bagi siswa kelas 11 dan 12 SMA/sederajat, pelajaran sejarah tidak wajib dipelajari; tidak berdiri tunggal dan digabung dalam pelajaran IPS. Sementara untuk siswa SMK, pelajaran sejarah justru ditiadakan dalam rencana kurikulum 2021—setelah dalam revisi kurikulum 2018 terjadi pengurangan jam belajar dari 2 jam (untuk kelas X, XI, XII) menjadi 3 jam (untuk kelas X). "Bayangkan anak-anak SMK tidak belajar sejarah dan lulus, tidak tahu siapa dia, tidak punya ideologi kebangsaan. Hanya menjadi robot kapitalis dan industri. Kita tidak mau itu," ujarnya. Meskipun kurikulum 2021 masih berupa draft, AGSI mendesak agar Kemendikbud mengembalikan sejarah sebagai "pelajaran wajib yang diajarkan di semua kelas dan di semua jenjang." Sebagai aksi protes, AGSI juga menggalang petisi dalam jaringan sejak 15 September 2020, kini sudah ditandatangani oleh 12.922 responden per 19 September 2020. "Kami pun melakukan respons secara preventif, memberikan pandangan-pandangan kritis-konstruktif agar keberadaan dokumen tersebut bisa ditinjau kembali, dan jangan sampai menjadi sebuah kebijakan final," imbuhnya. Melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto pada Jumat malam, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan penyederhanaan kurikulum 2021 "masih berada dalam tahap kajian akademis." Ia mengklaim tidak ada rencana penghapusan pelajaran sejarah di tingkat SMA/MA/SMK. Ia beranggapan sejarah sebagai "salah satu kunci pengembangan karakter bangsa." "Tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan," ujarnya.


D. KESIMPULAN

Sebagai guru Sejarah di SMA, penulis memberikan kesimpulan bahwa apabila mata pelajaran Sejarah baik di tingkat SMP maupun SMA dihapuskan dari kulikulum sekolah, maka negara akan mengalami ancaman dari dalam, yaitu secara tidak langsung bangsanya dan para generasi penerusnya akan melupakan bagaimana sejarah berdirinya negara tersebut. Semakin lama, mereka akan melupakan jati diri bangsa tersebut dan akan muncul gerakan-gerakan yang sparatis dan berakibat pecahnya negara menjadi negara-negara kecil yang ingin merdeka membangun negara sendiri.

Hal itu, menunjukkan bahwa negara tersebut sudah hancur karena tidak dapat menjaga keutuhan negaranya. Akibat dari tidak dapat mendidik para generasi bangsanya untuk memiliki karakter rasa cinta tanah air dan patriotisme. Rasa tanggung jawab dan rasa memiliki negara para generasi penerus bangsa telah hilang seiring berjalannya waktu.


DAFTAR REFERENSI


06/10/2020

PENTINGNYA MEMAHAMI UNDANG-UNDANG UU ITE



Thoyibatul Musangadah, S.Kom
(Guru TIK SMAN 1 Surakarta - Jawa Tengah)

Undang-undang atau legislasi adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur ketahanan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-undang digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu.

Suatu undang-undang biasanya diusulkan oleh anggota badan legislatif (misalnya anggota DPR), eksekutif (misalnya presiden), dan selanjutnya dibahas di antara anggota legislatif. Undang-undang sering kali diamendemen (diubah) sebelum akhirnya disahkan atau mungkin juga ditolak.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama pemerintahan yang berasal dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok yang memiliki kekuasaan formal untuk membuat legislasi disebut sebagai legislator (pembuat undang-undang), sedangkan badan yudikatif pemerintah memiliki kekuasaan formal untuk menafsirkan legislasi, dan badan eksekutif pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas kekuasaan yang telah ditetapkan oleh hukum perundang-undangan.

Di negara kita terkenal dengan Undang-Undang yang berlaku untuk semua masyarakat. Untuk dunia teknologi informasi dan elektronik dikenal dengan UU ITE. Undang-Undang ITE ini sendiri dibuat berdasarkan keputusan anggota dewan pada tahun 2008. Keputusan ini dibuat berdasarkan musyawarah mufakat untuk melakukan hukuman bagi para pelanggar terutama di bidang teknologi informasi dan elektronik.

Untuk dunia maya atau lebih dikenal dengan dunia cyber sudah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat Indonesia. Contoh yang paling gampang adalah situs jejaring sosial yang saat ini ratingnya sangat bagus dalam dunia pertemanan yaitu Facebook, twitter, instagram maupun sosial media yang lainnya. Di dunia sosial media itu sendiri sering terjadi pelanggaran yang disalahkan oleh pengguna itu sendiri yang bisa mengakibatkan nyawa seseorang menghilang. 

Pasal 1 UU ITE mencantumkan diantaranya definisi Informasi Elektronik. Berikut kutipannya ”Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.”

Jadi informasi elektronik mempunyai 3 makna yaitu (1)merupakan satu atau sekumpulan data elektronik, (2) memiliki wujud diantaranya tulisan, suara, gambar dan (3) memiliki arti atau dapat dipahami.

Untuk pengguna sosial media sendiri dibuat UU ITE No 11 Tahun 2008, ada tiga ancaman yang dibawa UU ITE yang berpotensi menimpa pengguna sosial media  di Indonesia yaitu ancaman pelanggaran kesusilaan Pasal 27 ayat (1), penghinaan/pencemaran nama baik Pasal 27 ayat (3) dan penyebaran kebencian berdasarkan suku, agama dan ras (SARA) diatur oleh Pasal 28 ayat (2). Dari undang-undang ITE ini bisa dilihat kalau dunia maya itu tidak sebaik yang kita kira, kalau kita memakai jejaring sosial ini dengan semena-mena tidak menutup kemungkinan kita bisa dijerat oleh UU ITE dengan pasal-pasal yang ada.

Tidak hanya untuk dunia maya seperti jejaring sosial yang bisa menjerat kita dalam UU ITE, untuk kasus lainnya seperti menyebar video-video porno, atau kejahatan melalui alat komunikasi serta pencemaran nama baik melalui media televisi atau radio atau menulisnya dalam sebuah blog yang mayoritasnya bisa diakses oleh para pengguna dunia maya, semua  mempunyai undang-undang ITE. (undang-undang ITE, 2010)

Maka dalam menggunakan teknologi informatika, harus sesuai dengan ketetapan peraturan perundang-undangan. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja, akan mendapatkan sanksi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya UU ITE maka akan lebih membuat aman setiap kegiatan yang dilakukan secara online dan melindungi hak dari tandatangan Elektronik yang dimiliki oleh seluruh pengguna. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam kita memakai internet atau bersosial media adalah kedewasaan kita dalam bersosial media baik itu kedewasaan emosi dan sikap kita dengan tidak menggunggah hal SARA, umpatan kotor, merendahkan pihak lain dan tidak ikut menyebarkan kabar Hoaks yang kita tidak tahu kebenarannya